Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles diumumkan secara mengejutkan bagi saya (meskipun ada beberapa petunjuk), walaupun kemungkinan adanya judul baru dari seri JRPG klasik ini memang semakin besar setelah kesuksesan Final Fantasy VII Remake. Dalam sebuah wawancara terbaru, sutradara Kazutoyo Maehiro menjelaskan alasan di balik keputusannya bersama tim untuk menggarap versi baru dari game yang bagi banyak penggemar dianggap sempurna.
Namun, sejumlah keputusan yang diambil Maehiro dan timnya dalam mengarahkan remake Final Fantasy ini justru memicu perdebatan di komunitas penggemar. Reaksi beragam ini memperlihatkan bahwa kita sebagai pemain masih memiliki pandangan yang campur aduk mengenai remake.
Final Fantasy Tactics versi asli dirilis pada tahun 1997 untuk PlayStation di Jepang. Meskipun bukan bagian dari seri bernomor, Tactics berhasil mengukuhkan dirinya sebagai salah satu game terbaik di waralaba ini. Kisahnya berfokus pada intrik politik dan menampilkan karakter-karakter kuat seperti Ramza, sang pahlawan yang perannya dalam War of the Lions terlupakan oleh sejarah. Cerita yang kelam ini menjadi kontras menarik dengan nuansa fantasi tinggi yang biasa ada di seri sebelumnya.
Sepuluh tahun kemudian, Final Fantasy Tactics: The War of the Lions dirilis untuk PSP. Versi ini menawarkan terjemahan bahasa Inggris baru, sistem job tambahan, karakter tamu seperti Balthier dari Final Fantasy XII, dan berbagai peningkatan lainnya. War of the Lions pun dengan cepat dianggap sebagai versi definitif dari game ini.
Namun, Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles tidak merevisi game aslinya sedalam yang dilakukan Final Fantasy VII Remake. Sprite karakter kini tampil lebih tajam, namun gaya lucu dengan animasi tangan dan kaki kecil tetap dipertahankan. Antarmuka pengguna diperbarui menjadi lebih modern, dan kini kita bisa mendengar suara Ramza! Meski begitu, yang menjadi fondasi Maehiro dan tim tetaplah game tahun 1997, bukan versi War of the Lions, sehingga semua tambahan dari versi PSP tidak dibawa ke remake ini.
Maehiro menganggap Final Fantasy Tactics versi asli sebagai game yang sudah sempurna, dan hal itu masuk akal karena game ini sudah dianggap klasik sebelum versi War of the Lions muncul. Namun keputusan ini tetap menimbulkan keluhan. Wajar bila pemain berharap remake menghadirkan konten lebih luas atau pengalaman baru, tetapi tampaknya tak ada titik temu antara mereka yang menginginkan kesetiaan terhadap materi asli dan mereka yang membuka ruang untuk ekspresi kreatif.
Ketika Final Fantasy VII Remake dirilis, banyak kritik yang menyebut bahwa “Remake bukan Final Fantasy VII” karena banyak perbedaan dari versi orisinalnya. Sekarang, Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles justru menjanjikan pendekatan yang lebih setia ke versi awal, namun tetap menuai protes. Ironis, bukan?
Mengingat usia pemain inti seri Final Fantasy, saya merasa bahwa memperkenalkan game klasik ini ke generasi baru jauh lebih penting daripada sekadar memuaskan nostalgia. Inilah yang memotivasi Kazutoyo Maehiro: keinginannya untuk membuat game ini dapat diakses dan dinikmati oleh pemain muda yang tidak sempat memainkan versi aslinya.
Dalam wawancara tersebut, ia berkata, "Saya benar-benar ingin generasi muda yang belum sempat merasakan versi asli bisa menikmati game luar biasa ini. Itulah mengapa kami memutuskan untuk mengembangkan judul ini."
Jika perdebatan tentang remake hanya berkutat pada egoisme nostalgia tanpa mempertimbangkan pelestarian sejarah atau kesempatan untuk pengalaman baru, maka jelas mana yang lebih penting. Suka atau tidak dengan absennya fitur tambahan dari War of the Lions, kita bisa yakin bahwa Final Fantasy Tactics: The Ivalice Chronicles akan menjaga warisan Ivalice, Ramza, dan bahkan War of the Lions untuk generasi mendatang.
Jangan lupa buat top up game Higgs Domino termurah, Kunjungi Topup Higgs Domino di Topup Desa Murah