Pemburu iblis K-pop dan Dokter Travis Scott sedang meledak di Netflix-dan keduanya anehnya serupa

Pemburu iblis K-pop dan Dokter Travis Scott sedang meledak di Netflix-dan keduanya anehnya serupa

game

Budaya Hype dan Obsesi Fandom dalam Industri Hiburan

Budaya hype kini ada di sekitar kita. Industri hiburan memanfaatkan obsesi fandom, perusahaan distribusi menciptakan kelangkaan, sementara media sosial menjaga bara FOMO tetap menyala. Dalam waktu singkat, Netflix merilis dua judul baru yang berbeda namun menyampaikan pesan serupa tentang bahaya kultus selebriti: K-Pop Demon Hunters, sebuah fantasi animasi penuh warna, dan Trainwreck: The Astroworld Tragedy, sebuah dokumenter nyata tentang konser Travis Scott yang berujung tragedi. Keduanya langsung meroket di daftar tayangan populer, dan mudah dipahami alasannya.

K-Pop Demon Hunters: Fantasi yang Penuh Makna

K-Pop Demon Hunters mengisahkan Huntrix, grup idol perempuan yang mewarisi warisan pemburu iblis legendaris. Generasi sebelumnya menggunakan kekuatan lagu untuk menyegel Demonkind di balik penghalang Honmoon, melindungi manusia dari ancaman Raja Gwi-Ma. Kini Huntrix dituntut menciptakan Golden Honmoon yang akan menjaga dunia selamanya. Namun sang vokalis utama, Rumi, menyimpan rahasia—ia setengah iblis dan berharap Honmoon bisa membersihkannya.

Film ini menampilkan perpaduan musik, aksi, dan komedi khas anime. Adegan pertarungan di pesawat pribadi berubah menjadi koreografi musik lengkap dengan tarian energik, lalu berlanjut ke konser di depan ribuan penggemar. Meski penuh gaya, film ini menyelipkan kritik tajam terhadap budaya idola, obsesi fandom, dan bagaimana cinta penggemar bisa dijadikan alat untuk kepentingan lain. Golden Honmoon di sini menjadi metafora jelas tentang kuasa dan kontrol dalam industri hiburan.

Trainwreck: The Astroworld Tragedy

Berlawanan dengan fantasi Huntrix, dokumenter Trainwreck: The Astroworld Tragedy menyoroti kekacauan nyata konser Travis Scott pada 5 November 2021. Melalui kesaksian penyintas, petugas keamanan, dan responden pertama, dokumenter ini memperlihatkan betapa fatalnya salah langkah manajemen yang mengakibatkan 10 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka akibat crowd crush. Parahnya, konser masih berlanjut 45 menit setelah laporan awal insiden, terutama ketika Drake naik ke panggung.

Setelah tragedi, tanggung jawab dilemparkan seperti bola panas—Travis Scott menyalahkan Live Nation, Live Nation menyalahkan pihak kota, dan akhirnya tidak ada konsekuensi hukum serius. Ironisnya, hanya beberapa tahun kemudian Scott dan Live Nation kembali menggelar tur masif tahun 2024 yang justru memecahkan rekor sebagai tur rap solo terlaris sepanjang sejarah.

Dua Sisi Mata Uang yang Sama

K-Pop Demon Hunters menampilkan fantasi tentang bagaimana cinta penggemar bisa menjadi alat untuk tujuan pribadi maupun kegelapan. Sementara Tragedi Astroworld menunjukkan kenyataan pahit: cinta dan kesetiaan penggemar sering hanya dianggap sebagai sarana keuntungan finansial. Keduanya sama-sama mengungkap sisi gelap industri hiburan modern yang tumbuh subur dari obsesi fandom, parasosial relationship, dan perilaku konsumtif penggemar. Sayangnya, keselamatan, kesehatan mental, hingga nilai kemanusiaan sering hanya menjadi renungan belaka.

Jangan lupa buat top up game Higgs Domino termurah, Kunjungi Topup Higgs Domino di Topup Desa Murah