Setiap bulan Juni, industri video game berkumpul di Los Angeles untuk memamerkan deretan rilisan terbarunya ke hadapan media dan publik. Dulu kita mengenalnya sebagai E3, pameran game terbesar yang penuh pesta dan kemewahan marketing. Kini, event itu telah bergeser menjadi rangkaian livestream seperti Summer Game Fest yang dikurasi oleh Geoff Keighley. Meski skalanya lebih ramping, momen ini tetap jadi titik penting karena menandai transisi industri ke paruh kedua tahun, serta menjadi pengantar menuju The Game Awards di Desember nanti.
Sayangnya, pengumuman yang hadir dari showcase bulan Juni ini belum mampu mengisi kekosongan hype yang ditinggalkan oleh Grand Theft Auto 6, yang dijadwalkan rilis tahun depan. Bisa dibilang, tidak banyak pesaing kuat yang benar-benar muncul sebagai calon pemenang Game of the Year (GOTY).
Microsoft Tampil Percaya Diri, Tapi Belum Maksimal
Microsoft jadi salah satu penerbit yang percaya diri dengan deretan rilisan barunya. Mereka mengumumkan beberapa judul menarik seperti The Outer Worlds 2, Ninja Gaiden 4, dan game baru dari Double Fine berjudul Keeper. Namun, secara umum game-game ini belum menunjukkan potensi besar untuk menyabet GOTY. Misalnya, Ninja Gaiden 4 adalah game aksi murni — genre yang jarang mendapat tempat di nominasi GOTY. Sementara itu, The Outer Worlds 2 punya peluang lebih besar, tapi tanggapan penggemar dan kritik sejauh ini masih terpecah.
Keeper & Silent Hill F: Potensi yang Masih Samar
Salah satu game baru yang cukup mencuri perhatian adalah Keeper, proyek dari studio yang sebelumnya membuat Psychonauts 2. Game ini mengusung petualangan penuh narasi dengan karakter utama seorang penjaga mercusuar dan burung kecilnya. Visualnya artistik dan menawan, tapi semuanya akan bergantung pada kualitas ulasan saat rilis nanti. Di sisi lain, Silent Hill F dari Konami juga ikut bertarung dengan tanggal rilis di bulan September. Setelah remake Silent Hill 2 tahun lalu sukses besar, ekspektasi terhadap game baru ini tinggi — meskipun pengembangnya, Neobards, masih tergolong baru dan belum terbukti.
Death Stranding 2 & Ghost of Tsushima Yōtei: Eksklusif Sony yang Punya Rekam Jejak
Dua pesaing berat lainnya yang sudah memiliki tanggal rilis adalah Death Stranding 2 dari Kojima Productions dan Ghost of Tsushima: Punch from Yōtei. Keduanya merupakan game AAA eksklusif PlayStation dengan ambisi naratif yang tinggi, dan Sony sendiri memiliki sejarah kuat di The Game Awards, termasuk tiga kali menang GOTY. Jadi tidak heran kalau dua game ini jadi andalan dalam perebutan gelar.
Clair Obscur: Expedition 33 Jadi Favorit Utama?
Namun, ada satu judul yang secara mengejutkan muncul sebagai calon terkuat GOTY: Clair Obscur: Expedition 33 dari Sandfall Interactive. Game RPG ini punya semua elemen khas pemenang: genre yang digemari, narasi emosional, karakter yang kuat, mekanik yang halus, dan presentasi visual yang mencolok. Tak hanya itu, game ini juga menduduki puncak review aggregator seperti Metacritic dan OpenCritic sejauh ini.
Lebih dari itu, Clair Obscur punya cerita latar yang menyentuh: dikembangkan oleh tim kecil dengan penuh semangat dan diterbitkan oleh studio indie yang mengalahkan raksasa industri. Banyak yang membandingkan perjalanannya dengan Baldur’s Gate 3, pemenang GOTY tahun lalu. Dalam banyak hal, game ini terasa seperti milik kita semua, dan juri tampaknya akan lebih simpatik pada game penuh gairah seperti ini ketimbang sekuel dari nama-nama besar.
Kesimpulan
Masih terlalu awal untuk memastikan siapa yang akan memenangkan Game of the Year 2025, tapi jelas bahwa Clair Obscur: Expedition 33 adalah kuda hitam yang harus diperhitungkan. Dengan latar belakang pengembangan yang inspiratif, gameplay solid, dan sambutan hangat dari komunitas, game ini bisa saja menyalip nama-nama besar dan mencatatkan sejarah. Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya dalam beberapa bulan ke depan.
Kalau Desa Lovers hobi main game seperti Higgs Domino, jangan lupa juga untuk top up chip ungu termurah di Topup Desa ya. Proses cepat, aman, dan tanpa ribet!