Lies of P Overture's Story mengangkat permainan yang sudah hebat

Lies of P Overture's Story mengangkat permainan yang sudah hebat

game

Saya tahu tangan saya akan kaku saat mulai memainkan Overture, ekspansi prekuel berbayar dari Lies of P yang dirilis pada 6 Juni. Sudah lebih dari setahun sejak terakhir kali saya menamatkan game dasarnya. Namun, ketika kembali menjadi Pinocchio di Overture, semuanya terasa alami—seolah waktu tak berlalu. Saya langsung diingatkan kenapa dulu saya jatuh cinta pada game ini: pertarungan yang agresif, boss fight yang menantang, dan cerita yang emosional. Oh, dan tentu saja, musuh pertama di Overture langsung membuat saya keok. Klasik banget gaya game soulslike.

Overture adalah ekspansi pertama dan mungkin satu-satunya dari Neowiz dan Round8 Studio untuk Lies of P. Ekspansi ini membuka cerita baru seputar sejarah Krat, menambahkan senjata-senjata keren, dan menghadirkan level-level yang seru untuk dijelajahi. Tapi tambahan paling berkesan? Tentu saja kehadiran Lea, si penguntit legendaris. Saat P dan Lea akhirnya bertemu, semua elemen dalam Overture terasa menyatu dengan sempurna.

Cerita dalam Overture membawa P kembali ke masa lalu, ke Krat sebelum kehancuran. Belum ada boneka yang membantai penduduk kota, tapi tetap saja, ancaman tetap ada. Musuh utama di masa ini adalah para "carcass"—makhluk mengerikan hasil eksperimen para alkemis untuk mengatasi penyakit pembatu. Seperti di game utama, kamu akan bertemu manusia yang telah berubah menjadi monster, dan perjalanan ke kebun binatang akan menunjukkan bahwa manusia bukan satu-satunya yang jadi ancaman.

Ekspansi dimulai dengan P menjelajahi Kebun Binatang Krat, yang dalam timeline sekarang sudah terbengkalai, tapi di masa lalu masih aktif (meski tentu saja bukan tempat ramah wisata). Seekor gorila raksasa dan kanguru haus darah berkeliaran di sana. Meski saya sudah menyelesaikan game utama dengan karakter level 94 dan senjata maksimal, gorila tersebut masih berhasil membantai saya berkali-kali. Pertarungan melawan gajah pun jadi peringatan keras betapa brutalnya ekspansi ini. Jika kamu mengakses DLC terlalu awal—tersedia setelah menyelesaikan babak sembilan—kamu bakal lebih menderita lagi.

P menjelajahi banyak tempat baru selain kebun binatang: ada sirkus menyeramkan (dengan tantangan opsional), kapal karam misterius, dan area bernama Monad Charity House. Semua lokasi ini menghadirkan nuansa baru Krat sebelum tragedi. Dunia terasa hidup, penuh warna dan kenangan—mudah membayangkan seperti apa suasana keluarga berjalan-jalan di kebun binatang atau menonton pertunjukan sirkus, sebelum semuanya hancur oleh boneka pembunuh dan binatang buas mutan.

Salah satu highlight ekspansi ini tentu saja adalah deretan senjata barunya. Overture menghadirkan 10 senjata baru, termasuk busur untuk serangan jarak jauh dan cakar tajam yang membuat saya merasa seperti Wolverine. Meski ada banyak pilihan, saya tetap setia pada dua senjata itu karena pas banget dengan gaya bertarung saya. Dan jujur saja—terlalu seru buat ditukar!

Beberapa senjata unik lainnya juga mencuri perhatian. Ada Pinwheel Maniac, greatsword bergaya pemotong pizza ala Bloodborne, lalu boneka tukang las yang melempar api seperti flamethrower. Guardian Arche, senjata berat yang mengeluarkan listrik, juga sangat efektif melawan musuh tipe boneka. Hebatnya lagi, sebagian besar senjata bisa dibongkar dan dikombinasikan, memberi kebebasan penuh bagi pemain untuk merakit senjata yang sesuai dengan gaya bertarung masing-masing.

Senjata-senjata baru ini digunakan dalam pertarungan boss yang seru—meski sayangnya tidak semuanya seimbang. Beberapa boss terasa adil dan memuaskan, seperti si Tyrant Predator yang membuat saya harus menghafal setiap pola serangan dan menyempurnakan timing dodge. Kemenangan melawannya terasa luar biasa. Tapi boss lain, seperti menjelang akhir ekspansi, terasa lebih menjengkelkan daripada menantang. Ia sering menyembuhkan diri, melakukan serangan combo beruntun tanpa jeda, dan terlalu sering menggoda untuk backstab lalu malah menyerang balik lebih dulu. Sangat menyebalkan.

Untungnya, boss terakhir dalam Overture tampil memukau. Pertarungan dua fase yang intens, penuh kombo mematikan yang benar-benar menguji refleks dan strategi. Rasanya mirip seperti klimaks dari game utama. Bahkan ada pertarungan opsional tersembunyi yang membuat salah satu boss lama jadi lebih sulit—terlalu suka menyembuhkan diri, tapi tetap bisa dimaafkan karena final battle yang epik.

Di balik semua pertarungan itu, kisah dalam Overture tetap jadi kekuatan utama. Fokus utamanya adalah P yang mengejar Lea, sambil mencari Romeo, magang Lea (kedengaran familiar?). Seperti Lies of P, ekspansi ini menampilkan cerita emosional, memperdalam karakter P, dan mengungkap sisi manusiawinya—atau seharusnya saya bilang, sisi "Carlo"-nya. Momen favorit saya adalah ketika Lea dan P berduet melawan musuh di Monad Charity House. Lea benar-benar legenda, dan kini saya tahu kenapa ia mendapat julukan itu. Kamu bahkan bisa memanggil Lea di pertarungan terakhir. Rasanya jauh lebih memuaskan bertarung bersamanya ketimbang NPC lain di game utama.

Overture berhasil menyempurnakan apa yang sudah hebat di Lies of P. Walau tidak semua pertarungan boss terasa adil, variasi musuh baru—terutama binatang buas dari kebun binatang—dan eksperimen senjata baru membuat ekspansi ini sangat layak dimainkan. Setelah menghabiskan 20 jam penuh aksi dan drama, saya merasa jiwa soulslike saya benar-benar hidup kembali. Sekuel dari Lies of P memang belum punya jadwal rilis resmi, tapi Overture dan mode Boss Rush gratis sudah cukup untuk mengobati rindu sambil menunggu kelanjutannya.

Ngomong-ngomong, jangan lupa juga buat top up Higgs Domino paling murah cuma di Topup Desa. Aman, cepat, dan harga bersahabat banget buat para gamer sejati!