Elio adalah Pixar klasik-tetapi batas-batasnya tidak selalu membuahkan hasil

Elio adalah Pixar klasik-tetapi batas-batasnya tidak selalu membuahkan hasil

game

Pixar dikenal sebagai studio yang dibangun dari keberanian untuk mengambil risiko. Sejak awal berdirinya, Pixar terus mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya—mulai dari memproduksi film panjang animasi CG pertama, mendorong batas emosional dalam film anak-anak lewat tema kematian dan kehilangan, hingga memilih karakter dan cerita orisinal ketimbang mengulang dongeng klasik atau mengikuti gaya animasi yang sudah ada.

Dibandingkan dengan langkah berani Pixar sebelumnya, film terbaru mereka, Elio, terasa lebih aman—bahkan seperti mengikuti pola sukses masa lalu Pixar. Namun, tema dan latar Elio justru menyentuh salah satu tantangan terbesar film animasi Amerika selama beberapa dekade: menjual fiksi ilmiah imajinatif ke penonton umum.

Baik Disney maupun Pixar punya riwayat film fiksi ilmiah bergaya retro-futuristik yang kurang sukses di bioskop, seperti Atlantis: The Lost Empire, Treasure Planet, Lightyear (2022), dan Strange World. Semua film itu membuktikan betapa sulitnya menarik penonton bioskop Amerika dengan dunia yang asing, penuh warna, dan tidak dikenal—meskipun karakter dan jalan ceritanya terasa akrab. Elio bahkan lebih aneh dari film-film tersebut. Desainer produksinya, Harley Jessup, menyebut bahwa mereka sengaja menciptakan dunia yang belum pernah dilihat penggemar fiksi ilmiah sebelumnya.

Keberanian visual adalah ciri khas Pixar, dan secara teori itu hal yang memukau. Namun, meskipun desain visualnya memikat, kekuatan utama Pixar tetap terletak pada ikatan emosional cerita mereka. Dan di sinilah Elio terasa agak terpecah. Naskahnya, yang ditulis oleh Mark Hammer (Shotgun Wedding) bersama veteran Pixar Julia Cho (Turning Red) dan Mike Jones (Soul, Luca), punya satu tema kuat, tapi terlalu banyak elemen bergantung pada benang merah itu hingga beban ceritanya terasa berat dan membingungkan.

Tokoh utama Elio adalah anak laki-laki berusia 11 tahun bernama Elio Solis (disuarakan oleh Yonas Kibreab) yang telah kehilangan kedua orang tuanya. Ia kini tinggal bersama bibinya, Olga (Zoe Saldaña), seorang perwira Angkatan Udara yang bertugas memantau puing di orbit Bumi. Elio sangat terobsesi dengan alien, bahkan berharap untuk diculik. Ia percaya tidak ada yang menginginkannya lagi di dunia ini, jadi ia ingin pergi ke tempat yang benar-benar baru. Tapi obsesi ini membuat Elio jadi pribadi yang aneh, keras kepala, dan egois, bahkan menjauhkan orang-orang yang bisa jadi teman, termasuk bibinya sendiri.

Melalui rangkaian kejadian yang melibatkan satelit milik Angkatan Udara, seorang pria dewasa penggemar alien (Brendan Hunt dari Ted Lasso), serta anak-anak pecinta radio ham, Elio akhirnya benar-benar dibawa ke luar angkasa. Ia keliru dikenali sebagai pemimpin Bumi oleh ras alien berteknologi tinggi yang tergabung dalam organisasi bernama Komuniverse. Di sana, Elio secara sukarela mencoba menyelesaikan konflik komunikasi dengan makhluk menyeramkan bernama Kaisar Blood Lord Grigon (disuarakan oleh Brad Garrett), yang siap menaklukkan Komuniverse jika tak diizinkan bergabung.

Ceritanya berkembang dari berbagai arah. Komuniverse menawarkan Elio pelarian dan validasi diri, tapi ada harga yang harus dibayar. Bibinya benar-benar mencintainya, tapi Elio menolak untuk percaya karena masih terjebak dalam rasa sedih. Anak-anak penggemar radio ham bisa jadi teman baik, tapi kesempatan itu lenyap. Saat Elio akhirnya berteman di luar angkasa, momen itu sangat berarti, tapi juga membuka konflik baru seputar harapan orang tua dan tradisi antarplanet.

Elio adalah film yang sangat indah, penuh petualangan, dan visualnya memukau. Alurnya cepat, lucu, dan terus bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain—seperti wisata cepat di taman hiburan. Dunia Komuniverse terasa asing namun akrab, mengingatkan pada dunia "Sebelum Hebat" dari Soul, dengan desain warna cerah dan bentuk tembus pandang yang memesona. Namun, kadang semua itu terasa seperti gangguan dari inti cerita—yaitu perjuangan Elio untuk belajar membuka diri terhadap orang lain.

Sutradara Elio, Adrian Molina (co-director Coco), awalnya memimpin proyek ini, namun di Pixar, proyek seperti ini sering berpindah tangan. Beberapa perubahan kreatif—termasuk keterlibatan Domee Shi (Turning Red) dan Madeline Sharafian (Burrow)—mungkin menjelaskan mengapa Elio terasa seperti kumpulan ide cemerlang yang belum sempat diperdalam.

Tema besar tentang komunikasi dan kerentanan di tengah ancaman terasa seperti benang merah yang kuat. Namun, banyak elemen cerita lain justru menutupi itu—seperti motif kekuasaan Kaisar Grigon dan latar belakang Bibi Olga yang seharusnya jadi momen emosional penting, tapi malah terlewat tanpa penekanan.

Elio seperti naskah untuk satu musim penuh serial TV, dengan begitu banyak subplot dan ide cerita potensial. Tapi ketika semua dimasukkan dalam satu film berdurasi pendek, elemen-elemen itu saling bertabrakan. Ada pengaturan tanpa imbalan, dan sebaliknya, imbalan yang muncul tanpa pengantar. Adegan klimaksnya, yang menyatukan umat manusia untuk tujuan bersama, terasa kurang kuat karena kurangnya buildup yang memadai.

Namun demikian, Elio adalah karakter yang menarik. Ia sosok yang ingin ditiru oleh anak-anak, sekaligus bisa membuat penonton dewasa merasa simpati dan kadang kesal. Obsesi konyolnya pada penculikan alien dan keinginannya untuk tetap tinggal di Komuniverse mendorong cerita maju, tetapi kadang terasa tidak menyenangkan. Di sinilah risiko dari cerita fiksi ilmiah aneh seperti Elio terasa nyata—begitu banyak ide liar, makhluk unik, dan visual memukau, namun tak semua plot berhasil diselesaikan dengan rapi.

Para pembuat film bertaruh besar bahwa kali ini, penonton akan mau menerima dunia yang asing, penuh warna, dan tak dikenal. Mereka berharap dunia itu cukup menarik sehingga penonton tidak mempertanyakan pilihan akhir Elio atau bertanya-tanya tentang plot yang belum selesai. Seperti film-film fiksi ilmiah Pixar lainnya yang gagal di bioskop, Elio adalah lompatan besar yang penuh keberanian—usaha untuk menarik penonton keluar dari zona nyaman dan masuk ke dunia baru yang aneh. Namun meski berhasil terbang ke angkasa, Elio belum sepenuhnya mendarat dengan mulus.

Elio dijadwalkan tayang di bioskop mulai 20 Juni.

Jangan lupa juga buat top up game Higgs Domino termurah hanya di Topup Desa ya. Harga hemat, proses instan, dan pastinya aman!